Empat Orang Meninggal Dunia,Kecelakaan Maut Mobil VS Kereta Api Di Tongas Probolinggo

0
237

Probolinggo : News 7
Kecelakaan maut antara kereta api dengan mobil Innova L 1172 MW di Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo pada Kamis (13/1/2022) sore menewaskan semua penumpang mobil di dalamnya yang berjumlah empat orang.
Menurut keterangan AKP Roni Faslah Kasatlantas Polresta Probolinggo kepada Kontributor News 7 pada Kamis petang, diduga mobil yang berangkat dari Surabaya untuk urusan pekerjaan.
“Dugaan sementara ini satu perusahaan dan sepertinya mau ke lokasi tambak, karena di mobil banyak udang dan makanan-makanan tambak,” kata Roni.

Dia mengatakan, kecelakaan disebabkan jalur perlintasan yang ekstrem, menanjak dan menikung tanpa adanya palang pintu. Sehingga, pengemudi kesulitan tidak bisa melihat ke arah kanan dan kiri perlintasan.
Alhasil, mobil tertabrak kereta dan terseret hingga 40 meter.

Kronologinya, Innova dari Surabaya. Karena jalannya menanjak dan menikung, tidak ada palang pintu, kemungkinan tidak bisa melihat samping kiri. Karena habis nanjak langsung menikung ke kiri dan kecepatan kereta api tidak terlihat,” bebernya.
Roni mengatakan, identitas keempat korban di antaranya Andi Suwandi yang berada di belakang kemudi, lalu Felix yang berada di sebelah sopir, kemudian Andrew dan Suryajaya. Andi diketahui merupakan warga Porong, Sidoarjo, sedangkan ketiga penumpang lainnya warga Surabaya
Dari keempat korban tersebut, satu penumpang terlempar ke luar mobil, dan tiga di antaranya terjebak di dalam mobil.

Keempat jenazah lalu dibawa ke RSUD Tongas, Probolinggo.
Sebelumnya, beberapa pendengar SS yang sering melewati lokasi tersebut mengaku, perlintasan di Bayeman tersebut memang sudah lama tidak dilengkapi palang pintu. Begitu juga tidak ada petugas palang pintu di lokasi tersebut.
Lia Adji Suwito pendengar SS yang merupakan warga asli Tongas mengaku, lokasi tersebut tergolong lokasi rawan kecelakaan. Apalagi jika malam, tidak ada lampu penerangan di sekitar lokasi.
Ia juga mengatakan, sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan mobil dan kereta di perlintasan tersebut.
“Palang nya tidak ada terutama di Bahak itu desa wisata yang banyak lalu lalang wisatawan dari luar kota juga. Sudah lampu tidak ada, gelap kalau malam. Juga nggak ada palang pintu. Ditambah lagi ada pembatas tembok sehingga tidak terlihat ketika kita mau melintas,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Rudi pendengar SS yang setiap tahun melewati TKP.
“Mbah buyutku rumahnya di kampung itu. Hampir setiap tahun lewat perlintasan itu dan memang nggak kelihatan kalau ada kereta. Biasanya aku berhenti. Ada yang turun untuk nengok kanan kiri,” ujarnya.
Abdul Rohmah Hamzah pendengar menambahkan, “Di situ ada dusun yang memang hanya di situ akses jalan satu-satunya. Memang dari dulu tidak ada palang pintunya. Di situ juga tidak ada yang jaga. Di situ juga tikungan tajam lalu menanjak,” ujarnya

Wl

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini