Madiun : News 7
Tak jauh beda antara tempe dan tahu,sama sama berbahan dasar kedelai,setelah team telusur News 7 mendatangi pengusaha tahu,kini giliran pengusaha tempe di kota Madiun juga mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang merangkak naik.
Sebagai bahan baku tempe, naik turunnya harga kedelai sangat berpengaruh pada kesejahteraan para pengusaha tempe.
Seorang pengusaha tempe di Jalan Jenggolo Sari, Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Desi Wulandari mengatakan kenaikan harga kedelai ini sudah terjadi sejak bulan Januari 2022.
Harga kedelai melambung tinggi, biasanya Rp 8 ribu perkilogram, sekarang 11 ribu perkilogram,” ucap Wulandari,Jumat (18/02/2022)
Kenaikan harga tersebut terjadi secara bertahap, Rp 1 ribu demi Rp 1 ribu.
Untuk menyiasati naiknya harga kedelai tersebut, pengusaha tempe harus mengurangi takarannya.
“Harganya tidak bisa dinaikkan bisanya, mengurangi takarannya,” lanjutnya.
Pengusaha tempe juga enggan menggunakan kedelai lokal, mereka menilai kualitas kedelai impor lebih bagus dan lebih enak untuk dijadikan tempe.
Wulandari menyebut, hal serupa pernah terjadi tahun lalu saat harga kedelai merangkak naik.
“Idul Fitri tahun lalu kita terpaksa menaikkan harga karena harga kedelai juga naik, itupun juga melalui pertimbangan yang panjang,” jelas Wulandari.
Saat itu tempe dijual dengan harga Rp 2 ribu per 10 biji, karena harga kedelai naik harganya dinaikkan menjadi Rp 2.500 per 10 biji.
“Harapan kita harga kedelai ini bisa turun. Takut juga kalau terus naik, apalagi sudah ada bocoran mau naik menjadi Rp 13 ribu perkilogram,” pungkasnya.
(Red)