Ponorogo : News 7
Matinya tanaman padi yang dituding akibat air lindi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) timbulkan aksi unjuk rasa para petani dan membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) geram.
Dan kini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengelola TPA Mrican itu, tengah merencanakan pembangunan talud sepanjang 434 meter, dengan tinggi 3 meter dan berfungis untuk meminimalisir aliran lindi dari tumpukan sampah di TPA. Agar tidak mengalir ke sungai yang juga digunakan sebagai irigasi warga.
Tanggul ini kita wacanakan dibangun pada PAK. Kemarin, pak Bupati Sugiri Sancoko juga sudah mengintruksikan untuk segera dilakukan pembenahan,” ujar Seni selaku Kepala DLH Ponorogo , Kamis (24/03/2022).
Merebaknya tudingan pencemaran lingkungan oleh Warga Mrican, Kepala DLH mengaku pihaknya masih akan melakukan uji lab terkait kandungan air di sungai dan lahan persawahan warga, apakah terdapat kandungan lindi sampah dari TPA atau tidak. Pasalnya, pihaknya mengklaim aliran irigasi warga bisa juga terkontaminasi dengan kotoran tinja dari IPAL milik DPU-PKP.
” Yang mengalir kesana itu bukan hanya lindi TPA saja, tapi juga ada limpasan air dari IPAL tinja DPU-PKP itu. Jadi perlu ada uji Laboratorium dulu,” ungkapnya.
Kepala DLH juga menghimbau warga agar bersabar, lantaran pihaknya tengah mengupayakan antisipasi luberan lindi, dampak dari over loadnya TPA Mrican.
” Kami minta warga bersabar. Yang jelas langkah itu akan kita lakukan, tentunya karena mengingat anggaran induk sudah berjalan, bisanya dilakukan di PAK,” pungkasnya kepada awak media.