Madiun : News 7
Mayoritas orang memiliki ponsel Apple iPhone identik dengan orang berduit dan keren. Hal ini dikarenakan Apple sangat menjaga eksklusivitas dan harganya yang tergolong mahal.
Namun, hal ini tidak berlaku di China. Masyarakat berpenghasilan tinggi lebih memilih untuk menggunakan ponsel dalam negeri dengan merek Huawei atau Xiaomi.
Menurut lembaga riset MobData, pengguna iPhone di China adalah masyarakat yang kurang berpendidikan dengan simpanan yang kecil dan perempuan yang belum menikah.
Riset tersebut menyebutkan pengguna iPhone di China adalah mereka yang memiliki pendapatan di bawah 3.000 yuan (Rp 6 jutaan). Kelompok masyarakat ini di China masuk kategori kelompok miskin terselubung.
Adapun pengguna Huawei dan Xiaomi adalah mereka yang sudah menikah, pria berusia 25 tahun hingga 34 tahun dengan pendidikan terakhir diploma atau sarjana serta berpenghasilan bulanan 5.000 yuan (Rp 10 jutaan) hingga 20.000 yuan (Rp 40 jutaan), seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (30/03/2022)
Pengguna Oppo dan Vivo, biasanya berpenghasilan antara 3.000 yuan hingga 10.000 yuan. Dalam penelitian ini MobData tidak menjelaskan jumlah penduduk China yang mengikuti survei.
Ponsel asal China memang menjadi ancaman bagi bisnis Apple iPhone. Ponsel China selalu menawarkan fitur canggih dengan harga yang lebih terjangkau sementara iPhone tetap mempertahankan harganya yang mahal.
Analis Wall Street telah menyatakan kekhawatirannya pada strategi Apple yang tetap mempertahankan harga iPhone yang premium. Kebijakan ini dianggap mendorong pengguna menunda pembelian iPhone.
Hal Eddins, chief economist untuk pemegang saham Apple Capital Investment Counsel mengatakan ponsel seperti OnePlus 6T, yang harganya hampir separuh dari iPhone, memiliki kemampuan sebanding dengan ponsel high-end Apple.
