Jakarta : News 7
Kementrian Kesehatan mencatat setidaknya 35 warga yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster meninggal dunia usai terinfeksi virus corona (Covid-19) di masa lonjakan kasus akibat varian Omicron.
Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi mengatakan temuan itu didapatkan dari analisis terhadap 17.871 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit selama 21 Januari-19 Februari 2022.
“Namun risiko kematian non-lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster hanya lah 0,49 persen. Sedangkan risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapatkan booster itu 7,5 persen,” kata Nadia dalam konferensi pers, Selasa (22/2).
Dari total pasien meninggal itu, sebanyak 5 orang penerima booster dengan kategori lansia yang tidak memiliki komorbid. Kemudian 5 orang warga non-lansia yang memiliki komorbid. Selanjutnya, 10 lansia tanpa komorbid juga meninggal, serta 15 lansia dengan komorbid. Totalnya 35 orang.
Kasus kematian juga dialami pasien Covid-19 yang sudah mendapat dua dosis vaksin virus corona. Mereka yang wafat antara lain 195 non-lansia yang tidak memiliki komorbid dan 176 non-lansia tanpa komorbid.
Sementara itu, pada kelompok lansia tanpa komorbid ada 188 orang meninggal dunia dan pemilik komorbid 210 lansia yang meninggal.
Kasus kematian Covid-19 pada warga yang baru menerima satu dosis vaksin, di antaranya 97 warga non-lansia tanpa komorbid. Kemudian 64 warga non-lansia tanpa komorbid, lalu 64 warga lansia tanpa komorbid dan 45 lansia dengan komorbid
Kasus kematian pada warga yang sama sekali belum menerima vaksin Covid-19 lebih banyak jumlahnya. Kasus kematian dialami 373 warga non-lansia tanpa komorbid, 253 warga non-lansia dengan komorbid. Lalu 407 lansia tanpa komorbid dan 377 lansia dengan komorbid.
“Jadi risiko kematian rata-rata 3,5 kali pada kelompok lansia dan orang yang memiliki komorbid, dan juga terutama risiko kematian akan meningkat pada orang yang belum mendapatkan vaksinasi,” kata Nadia.
Sejauh ini, kata Nadia, risiko kematian pasien Covid-19 berkurang 11 persen pada penerima vaksin dosis pertama. Kemudian 67 persen berkurang pada pemberian dosis kedua, dan 91 persen pada pemberian booster.
Nadia memastikan vaksin Covid-19 masih efektif melawan Omicron. Ia menyebut, T-cell response yang diperoleh pasca vaksinasi dapat memberikan perlindungan yang substansial pada pasien.
Kendati kemampuan netralisasi antibodi menurun terhadap varian Omicron, namun vaksinasi tetap memberikan imunitas tubuh melalui sel T yang dapat mengenali varian Omicron.
“Yang artinya dengan adanya vaksinasi terlihat bahwa kematian itu turun,” ujarnya.
( Red )